Alasan Dibutuhkannya Food Safety System Certification – Kita sering melihat berita di TV atau media cetak tentang keracunan atau kontaminasi makanan yang menimpa berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hingga saat ini juga masih banyak kejadian terkait penyakit yang disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi. Oleh karena itu, pencegahan selalu merupakan cara yang baik untuk meminimalkan risiko terjadinya kasus ini. Banyaknya kasus keracunan, baik karena kelalaian maupun kesengajaan, membuat tuntutan konsumen semakin tinggi akan ketersediaan pangan yang aman. Klaim ini ditujukan kepada produsen produk pangan. Tuntutan ini akhirnya berkembang menjadi suatu kebutuhan berupa Food Safety Management System yang perlu diterapkan oleh setiap produsen pangan.
Saat ini mulai banyak perusahaan yang menjadikan Food Safety Management System sebagai salah satu program untuk melancarkan sebuah bisnis. Bahkan di beberapa negara, bukti pemenuhan persyaratan standar tertentu harus ditunjukkan oleh produsen. Dengan demikian, Food Safety Management System menjadi salah satu faktor terpenting bagi masyarakat Indonesia sendiri untuk menjamin pangan yang aman.
Penerapan Food Safety Management System secara umum masih didominasi oleh industri pangan. Namun, industri lain yang terkait dengan pangan juga sudah mulai diterapkan. Salah satunya adalah industri kemasan pangan, terutama pengemasan primer (yang bersentuhan langsung dengan makanan).
Industri lain yang mulai melirik Sistem Ketahanan Pangan (kemasan) untuk diterapkan adalah industri jasa makanan seperti restoran, katering, kafe, retail, hotel, dan sebagainya. Selain itu, Food Safety Management System telah mencoba menerapkan industri seperti pakan, farmasi, dan lain-lain.
Sertifikasi Food Safety
Bagi industri yang hanya bereksperimen atau hanya ingin memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi menginginkan sertifikasi yang dapat dijadikan nilai jual, maka HACCP masih menjadi pilihan untuk diterapkan. Beberapa restoran, industri kecil, atau ritel masih memilih HACCP untuk membantu pemasaran di Negara kita.
Dengan memiliki sertifikasi HACCP, maka akan menjadi landasan yang dapat dikembangkan lebih mudah di masa depan jika ada kebutuhan untuk menerapkan ISO 22000, BRC, FSSC dan sebagainya. Standar ISO 22000 sendiri pertama kali diterbitkan pada bulan September 2005. Pada tahun 2006 perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah mulai menerapkannya. Penerapan ISO 22000 di suatu perusahaan juga digunakan sebagai pemenuhan persyaratan di beberapa perusahaan. Jika suatu perusahaan ingin melakukan ekspor ke suatu negara, maka perusahaan tersebut perlu memenuhi persyaratan yang menjamin bahwa produk tersebut aman dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat di negara tersebut. Pada beberapa negara, ISO 22000 saja dianggap kurang cukup untuk dapat menjamin keamanan produk pangan. FSSC 22000 menjadi salah satu acuan yang disyaratkan oleh beberapa negara. FSSC 22000 merupakan kombinasi PAS 220 dengan ISO 22000.
FSSC 22000:2011 adalah Sertifikasi Food Safety Management System berdasarkan standar ISO yang diakui secara internasional yang merupakan gabungan dari standar ISO 22000, dan ISO/TS 22002-1:2009 (atau setara dengan PAS 220), khusus untuk makanan sektor bisnis. FSSC 22000 telah dikeluarkan oleh Food Safety Certification Foundation dimana lokasinya berada di Belanda, dikeluarkan tanggal 15 Mei 2009, diprakarsai oleh The Global Food Safety Initiative (GFSI).
Berkembangnya FSSC 22000
FSSC 22000 saat ini semakin populer dan berkembang pesat sebagai persyaratan sertifikasi Sistem Keamanan Pangan untuk mencegah kontaminasi produk dan penarikan produk yang mengakibatkan kerugian besar bagi konsumen dan perusahaan pengolahan makanan. Namun, khususnya di Indonesia, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem yang dapat menjamin keamanan pangan bagi konsumennya.
Beberapa industri pangan telah menerapkan dan tersertifikasi menjadi keunggulan dibandingkan pesaing yang belum menerapkan sistem tersebut. Perusahaan yang sudah mapan sudah melihat lebih jauh ke depan. Bagi mereka, keamanan pangan bukan lagi keunggulan kompetitif, tetapi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah industri pangan, karena kepedulian terhadap konsumen atau pelanggan sudah begitu tinggi.
Food Safety Management System harus menjadi syarat untuk beroperasinya suatu industri pangan. Saat ini yang sering menjadi pertanyaan adalah apakah penerapan Standar ISO 22000 sudah cukup atau harus mengganti dengan standar yang lain?
Keputusan akan tergantung atau dipengaruhi oleh siapa pasar (konsumen) Anda dan apa produk perusahaan Anda. Jika perusahaan Anda bukan memproduksi makanan, maka ISO 22000 dapat membantu Anda untuk menerapkan sistem terbaik.
Tetapi jika perusahaan Anda adalah perusahaan atau produsen makanan, pilihan Anda akan didorong oleh apa yang dicari pelanggan Anda. Bagi perusahaan yang sudah menerapkan ISO 22000, jika ingin menerapkan FSSC 22000, hanya perlu melakukan validasi sertifikasi ISO 22000 dan review tambahan yang terakreditasi.
Mengapa Dibutuhkan Food Safety System Certification 22000?
Terlepas dari seberapa kompleks standar yang dipilih untuk diterapkan, perlu diingat bahwa penerapan hal-hal mendasar harus dipertahankan. Pelaksanaan kegiatan Program prasyarat seperti kebersihan, sanitasi, housekeeping, pengendalian hama, pemeliharaan, dan lain-lain perlu dipertahankan secara konsisten. Ini jauh lebih penting daripada mengadopsi standar yang sangat kompleks tetapi tidak konsisten dalam implementasinya.
Sementara itu, standar terus diperbarui seiring dengan perkembangan, terutama secara global. Keberadaan organisasi seperti Global Food Safety Initiative (GFSI) membantu menyelaraskan standar dan mempermudah pemilihan Standar Food Safety Management System, serta membuat konsumen dan pelanggan lebih percaya diri tentang standar yang diterapkan oleh pemasok mereka. GFSI juga masih terus melakukan benchmark untuk standar baru lainnya yang didaftarkan untuk diakui oleh GFSI.
Selain itu, adanya isu global terkait keamanan pangan juga mempengaruhi penyusunan Food Safety Management System, baik dari segi PRP maupun analisis bahaya, terlepas dari standar yang dipilih. Sebelum kasus susu yang mengandung melamin, tidak ada kontrol yang dilakukan untuk mencegah kontaminasi melamin dalam susu.
Namun, setelah kejadian itu, banyak pelanggan yang meminta jaminan dari pemasoknya terkait hal ini. Dengan kata lain, terlepas dari standar acuan, sistem yang diterapkan harus selalu diperbarui sejalan dengan kasus keamanan pangan yang berdampak global. Hal lain yang juga sangat penting untuk menjaga sistem yang telah dibangun adalah audit, baik audit internal maupun eksternal.
Salah satu cara untuk mendapatkan hasil audit yang lebih baik adalah dengan menggunakan penilaian audit dengan angka (scoring), sehingga mendapatkan hasil audit yang terukur, pemahaman posisi sistem yang telah diterapkan dibandingkan dengan standar, dasar pengambilan keputusan. mengenai sistem keamanan pangan, gambaran area yang memerlukan perbaikan, benchmarking dengan hasil audit sebelumnya atau dengan industri sejenis.
Demikian ulasan artikel yang kami buat tentang alasan dibutuhkannya Food Safety System Certification, semoga bermanfaat.