Sejarah Perkembangan Industri Pangan di Indonesia

Industri pangan merupakan bidang industri yang sangat penting bagi masyarakat. Hal ini karena pangan merupakan sumber utama penghasil energi pada tubuh manusia. Tanpa pangan, manusia tidak memiliki cukup energi untuk beraktivitas. Tidak hanya itu, pangan yang bergizi dan aman juga membuat tubuh manusia tetap sehat.

Berdasarkan jenis bahan mentah atau bahan dasarnya, industri pangan dikelompokkan menjadi industri pangan hewani, industri pangan nabati, dan industri pangan kimiawi. Sedangkan berdasarkan skalanya, industri pangan dikelompokkan menjadi industri pangan besar, industri pangan sedang, dan industri pangan kecil.

Industri pangan sebenarnya sejak zaman dahulu telah berkembang dengan cepat. Bahkan seiring dengan berjalannya waktu, industri ini telah berkembang sangat pesat di dunia termasuk di Indonesia. Kebutuhan manusia akan pangan yang terus meningkat dan teknologi yang semakin maju menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Di Indonesia sendiri, pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dalam industri pangan sudah ada sejak zaman penjajahan dan terus berkembang di masa kemerdekaan serta Orba (Orde Baru). Industri pangan yang berkembang saat itu berupa makanan tradisional Indonesia, misalnya tempe, dodol, rempeyek, sagu, dan lain sebagainya.

Penjajahan bangsa Eropa di Indonesia juga berperan dalam berkembangnya industri pangan di Indonesia. Pada masa itu, bangsa Indonesia juga mengembangkan bahan pangan dari Eropa, misalnya roti, biskuit, sosis, dan berbagai makanan kaleng.

Namun, secara garis besar industri pangan di Indonesia memang bergerak di sektor pertanian. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia mendorong sektor pertanian terus berkembang, sehingga Indonesia dijuluki sebagai negara agraria atau negara agraris. Saat ini industri pangan di bidang pertanian semakin berkembang dengan munculnya berbagai bidang keilmuan yang mendukungnya, seperti agribisnis, agroindustri, agroteknologi, dan lain sebagainya.

Selain itu, perkembangan industri pangan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal. Berikut ini sedikit penjelasan tentang beberapa faktor yang mempengaruhinya:

Populasi Penduduk Indonesia

Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin hari jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat seiring dengan peningkatan angka kelahiran. Hal ini tentunya membuat kebutuhan pangan di Indonesia semakin meningkat. Selain itu faktor kondisi sosial, persebaran demografis, kelompok usia, dan status ekonomi juga mempengaruhi perkembangan industri pangan di Indonesia.

Ketersediaan dan Permintaan Pangan

Ketersediaan pangan dan permintaan pangan harus tetap dijaga pada kondisi yang seimbang atau stabil. Hal ini untuk mencegah terjadinya permasalahan dalam industri pangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri pangan terus mengembangkan inovasi atau diversifikasi pangan.

Identifikasi Nutrisi pada Pangan

Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kandungan gizi dan nutrisi di makanan yang mereka konsumsi membuat mereka lebih selektif memilih makanan. Hal ini juga disadari oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan. Oleh karena itu, mereka berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatkan kualitas pangan yang mereka produksi. Banyak perusahaan yang bahkan berkolaborasi dengan pihak asing untuk mengembangkan produknya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pihak Ini juga menjadi salah satu alasan semakin cepatnya perkembangan industri pangan di Indonesia. Hal ini juga berkaitan dengan kesehatan dan keamanan pangan.

Evaluasi Nilai Kelompok Pangan

Nilai kelompok pangan merupakan pengelompokan pangan berdasarkan konsumen tertentu. Misalnya susu yang sekarang ditemui dikelompokkan menjadi beberapa kelompok rentang usia, yaitu 1-2 tahun, 3-5 tahun, remaja, dewasa, dan lansia. Tren evaluasi nilai kelompok pangan ini mulai ada sejak tahun 2006.

Penentuan Syarat dan Standar

Syarat dan standar tentang kualitas pangan muncul ketika ada tuntutan dari konsumen dan perusahaan saingan bagi suatu perusahaan yang bergerak di bidang pangan untuk memenuhi syarat/standar serta memiliki sertifikat/pengakuan dari lembaga berwenang.

Hal ini mendorong seluruh perusahaan yang berkembang di industri pangan baik itu secara nasional atau global untuk memperbaiki kualitasnya demi mendapatkan sertifikat dari lembaga berwenang, misalnya ISO (The International Organization for Standardization).

Selain itu, perusahaan yang bergerak di bidang pangan kini bahkan sudah diwajibkan mengikuti pelatihan ISO 22000, HACCP, Food Safety, dan lain sebagainya. Anda dapat mengetahui lebih lanjut tentang informasi ini dengan menghubungi Catalyst Consulting.

Perkembangan industri pangan di Indonesia akan semakin pesat diiringi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern. Selain itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus diperhatikan dan ditingkatkan dengan mengikuti berbagai pelatihan hard skill maupun soft skill. Dengan demikian, diharapkan industri pangan di Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan secara nasional bahkan mungkin internasional.

Catalyst Consulting