Seluruh industri yang ada di dunia pastinya menghasilkan limbah sisa proses produksi. Banyaknya limbah yang dihasilkan tergantung keseluruhan proses produksi dan cara penanganan limbah. Industri pangan juga merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah. Jika limbah ini tidak ditangani atau dikelola dengan baik, maka akan mengakibatkan banyak dampak buruk bagi makhluk hidup dan lingkungan sekitar.
Food and Agriculture Organization (FAO) bahkan memperkirakan limbah industri pangan menyumbang 3.3 Billion Ton zat karbondioksida (CO2) setiap tahunnya. Jika dibiarkan terus menerus maka limbah ini juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan pemanasan global atau efek rumah kaca.
Di Indonesia sendiri, limbah pangan dari industri pangan diperparah dengan adanya sampah makanan (food wastage). Indonesia bahkan dianggap sebagai negara penyumbang sampah makanan (food wastage) terbesar kedua di dunia setelah Saudi Arabia. Rata-rata setiap orang Indonesia membuang 300 kg makanan setiap tahunnya.
Mirisnya lagi Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat kelaparan yang serius menurut Global Hunger Index. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak orang yang suka membuang makanan, sedangkan di sisi lain banyak orang juga yang mengalami kelaparan.
Sampah makanan (food wastage) yang dimaksud di sini terdiri dari dua jenis yaitu food loss dan food waste. Kedua istilah tersebut biasanya digunakan dalam pengelolaan limbah pangan. Jika dilihat sekilas, keduanya hampir sama bahkan mirip. Keduanya sama-sama mendeskripsikan tentang pangan atau makanan yang terbuang begitu saja kemudian menjadi limbah.
Namun, sebenarnya keduanya juga memiliki perbedaan yang jelas. Perbedaan ini pernah disampaikan oleh Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc., CFC., seorang Vice Chairperson of CODEX Alimentarius Commission dalam sebuah webinar.
Apa sebenarnya perbedaan limbah food loss dan food waste?
Temukan jawabannya di artikel yang satu ini!
Food Loss
Food loss merupakan limbah pangan yang berasal dari bahan baku segar. Misalnya, buah-buahan, sayuran, ikan, dan daging mentah. Bahan makanan ini tidak dapat diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang begitu saja.
Limbah pangan ini berasal dari tahapan awal rantai pasokan makanan meliputi tahap panen, pasca panen, dan penyimpanan serta distribusi. Misalnya pada peternakan, perkebunan, pertanian, dan proses produksi di dalamnya.
Food loss juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan dan iklim yang tidak mendukung.
Penyebab food loss:
- Hasil panen tidak memenuhi kualitas dan keinginan pasar
- Kurangnya permintaan pasar
- Hasil panen terlalu banyak melebihi kebutuhan atau permintaan pasar
- Harga bahan makanan melonjak tajam dan tidak terjual
- Teknologi, sarana, dan prasarana panen tidak memadai
- Kesalahan pada penanganan proses produksi sehingga bahan pangan terbuang
- Disimpan terlalu lama di dalam tempat penyimpanan
- Penyimpanan yang tidak baik atau benar sehingga bahan pangan rusak
Food Waste
Food waste merupakan limbah pangan yang berupa makanan yang sudah diolah dan siap dikonsumsi, tetapi terbuang.
Limbah pangan ini berasal dari tahap akhir atau ritel (pasar, catering, supermarket, restoran) dan konsumen. Food waste memang erat kaitannya dengan kebiasaan dan perilaku konsumen dalam menilai dan menghargai makanan. Jika ada makanan yang tidak sesuai selera dan keinginan konsumen, maka makanan tersebut tidak akan dimakan dan akhirnya dibuang.
Penyebab food waste:
- Membeli makanan dengan jumlah berlebihan sehingga tidak termakan
- Membeli makanan hanya karena lapar mata
- Produk mendekati tanggal kadaluarsa, tetapi belum terjual sehingga akhirnya terbuang
- Membeli makanan yang tidak disukai atau tidak sesuai selera
- Makan tidak sesuai dengan porsi makan
- Gengsi menghabiskan makanan di depan banyak orang
Jika dibiarkan terus menerus, maka jumlah food loss dan food waste yang semakin meningkat akan banyak menyebabkan dampak negatif. Keduanya harus dikurangi jumlahnya dengan melakukan berbagai tindakan.
Masalah limbah industri pangan sebenarnya dapat diselesaikan jika ditangani dengan tindakan yang tepat di industri pangan. Salah satu caranya adalah menyusun strategi yang mencegah terbentuknya limbah pangan dalam proses pengelolaan pangan. Strategi ini dikenal dengan istilah cleaner production.
Jumlah food waste bisa ditekan atau dikurangi dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menghabiskan makanan dan tidak membuang-buang makanan. Sebagai konsumen sebaiknya kita membuat rencana (jenis makanan dan jumlah) yang tepat sebelum membeli makanan.
Yuk mulai sekarang kita harus lebih peduli dengan lingkungan! Tentunya dengan mengurangi sampah makanan.