Sejarah HACCP

Sejarah HACCP

Industri yang bergerak dalam bidang pangan di dunia berkembang dengan sangat cepat seiring berkembangnya ilmu dan teknologi yang ada. Berbagai penelitian, pengembangan, dan inovasi terus dilakukan demi meningkatkan kualitas, kesehatan, dan keamanan pangan. Salah satu penelitian dan pengembangan yang dilakukan terhadap sebuah sistem yang sekarang dikenal dengan istilah HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points).

Bagaimana awal mula HACCP dikembangkan? Siapa saja yang terlibat dalam proses pengembangannya? Bagaimana perkembangan HACCP sejak awal diciptakan hingga saat ini? Apa peran dan pentingnya sistem HACCP di industri pangan? Yuk, simak artikel yang satu ini agar Anda mengetahui semua jawabannya!

HACCP dapat disebut juga sebagai analisa bahaya dan pengendalian titik kritis. Secara lebih jelasnya, HACCP merupakan sebuah sistem yang diterapkan di perusahaan pangan dengan tujuan sebagai alat bantu pengendalian kecelakaan atau kontaminasi dalam pengelolaan makanan.

HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) pertama kali dikembangkan di Amerika pada tahun 1959. Pada saat itu, pihak yang mengembangkan HACCP adalah perusahaan Pillsbury bersama US Army Nautics Research and Development Laboratories, The National Aeronautics and Space Administration, dan US Air Force Space Laboratory Project Group. Penelitian dan pengembangan ini pada awalnya bertujuan untuk mengembangkan makanan yang baik dikonsumsi oleh para astronot selama bertugas di luar angkasa.

Makanan ini dikembangkan dengan ukuran yang kecil agar lebih praktis. Makanan ini juga dilapisi oleh pelapis edible agar terhindar dari kontaminasi udara sekitar. Selain itu, pembuatan makanan ini juga berfokus pada nilai gizi/nutrisi makanan dan keamanan produknya. Hal ini tentunya untuk mendukung kesehatan astronot selama bertugas di kapal luar angkasa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, mereka sepakat bahwa makanan harus dibuat dengan sebuah sistem pencegahan dan penyimpanan yang baik agar terhindar dari bahaya atau kontaminasi. Proses analisis bahaya biologi, fisik, kimia, toksin/racun, dan logam berat kemudian dilakukan. Hal ini dilakukan dengan mengamati seluruh bahan baku yang dimulai dari proses pengambilannya hingga proses pengolahannya. Selain itu, proses analisis juga dilakukan terhadap seluruh proses, sarana/fasilitas, dan para pekerja yang terlibat dalam produksi pangan. Konsep inilah yang dikenal dengan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) saat ini.

HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) pertama kali dipublikasikan ke masyarakat Amerika Serikat melalui Konferensi Nasional Keamanan Pangan di tahun 1971. Antusias dan respon masyarakat sangat baik dengan adanya sistem HACCP ini. Pada tahun 1972, perusahaan Pillsbury bahkan mendapatkan kesempatan dan menandatangani kontrak untuk memberikan training atau pelatihan HACCP kepada badan Food and Drug Administration (FDA).

Pada tahun 1973, Pillsbury kemudian secara resmi menerbitkan sebuah dokumen lengkap yang berisi tentang HACCP. Secara garis besar, dokumen tersebut berisi tentang 7 Prinsip HACCP yang bahkan dikenal hingga saat ini.

Konsep HACCP terus berkembang bahkan diadopsi oleh berbagai badan internasional lainnya, seperti Codex Alimentarius Commission CAC. FAO WHO Codex Alimentarius Commission pada tahun 1993 kemudian mengadopsi Codex Guidelines for the Application of the HACCP System. Namun, beberapa negara merubah prinsip akhir pengujian produk menggunakan konsep ini.

Akhirnya pada tahun 1997, Codex dengan tegas kembali menetapkan Codex Guidelines for Application of the HACCP System yang kemudian direvisi menjadi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) System dan Guidelines for its Application (GL No 32). FAO/WHO juga sangat mendukung sistem ini, sehingga beberapa negara kemudian mengadopsi kembali sistem ini, termasuk Indonesia.

Berkembangnya pesatnya industri pangan saat ini membuat HACCP kini dikembangkan sebagai sebuah sertifikat keamanan pangan. Penerapan HACCP dalam industri pangan tentunya juga akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan menganalisis segala resiko kontaminasi dalam seluruh rantai proses produksi. Hal ini bertujuan untuk mengontrol produk-produk pangan yang dihasilkan perusahaan pangan agar terhindar dari bahaya atau kontaminasi yang dapat merugikan banyak pihak.

HACCP juga terus dikembangkan dan bahkan terintegrasi dengan ISO 22000 untuk menjamin kesehatan dan keamanan pangan secara internasional. Di Indonesia sendiri, saat ini semua perusahaan di bidang industri pangan berlomba-lomba untukĀ  menerapkan HACCP dan ISO 22000 demi menjamin keamanan produk yang diproduksinya. Hal ini tentunya didukung oleh banyaknya lembaga swasta yang menawarkan jasa pelatihan HACCP kepada perusahaan dan para karyawannya untuk mempelajari dan menerapkan sistem ini di perusahaan.

Itulah sejarah singkat mengenai HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang HACCP atau bahkan tertarik untuk mengikuti pelatihannya, Anda dapat menghubungi dan berkonsultasi terlebih dahulu dengan pihak Catalyst Consulting melalui website-nya dengan mengunjungi https://catalystconsulting.id/.

Catalyst Consulting